Generasi Emas Surabaya Bergerak! Ini Aksi Nyata Jaga Stabilitas Harga Pangan Jelang Lebaran 2025

stabilitas harga pangan jelang Lebaran
Generasi Emas Peduli Pangan Surabaya, Siap Jaga stabilitas harga pangan jelang Lebaran 2024

Infosidoarjo.com – Menjelang perayaan Idul Fitri 1446 H, isu stabilitas harga pangan kembali menjadi sorotan publik. Di Surabaya, sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Generasi Emas Peduli Pangan (GEPP) menunjukkan kepedulian mereka dengan menggelar diskusi dan deklarasi komitmen untuk mendukung program ketahanan pangan. Aksi ini sekaligus menjadi pengingat akan peran strategis generasi muda dalam mengendalikan inflasi, terutama di periode yang rentan terhadap kenaikan harga seperti Ramadan dan Lebaran. Rabu, (26/3/2025).

GEPP Surabaya mengadakan acara bertajuk “Sinergi Muda untuk Pangan Stabil”. Kegiatan ini tidak hanya diisi dengan diskusi mendalam tentang tantangan ketahanan pangan, tetapi juga diselingi dengan kultum Ramadan dan buka bersama, menciptakan atmosfer kolaborasi antara intelektualitas dan spiritualitas.
Saifullah, salah satu peserta, mengungkapkan antusiasmenya “Ini momen yang tepat karena Ramadan menjadi waktu refleksi. Kami tidak hanya membahas masalah, tetapi juga mencari solusi konkret, seperti penguatan distribusi pangan hingga edukasi ke masyarakat tentang pentingnya menjaga stabilitas harga.”

Faiz Rahmat, Koordinator GEPP Surabaya, menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar seremonial belaka. “Kami ingin gerakan ini memicu kesadaran kolektif. Stabilitas pangan adalah tanggung jawab bersama, termasuk generasi muda. Kami tidak bisa hanya berpangku tangan dan menunggu pemerintah bertindak,” tegasnya.

GEPP tidak bekerja sendirian. Mereka bersinergi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur dan Bank Indonesia, yang telah menyiapkan sejumlah strategi jitu untuk mengantisipasi lonjakan harga pangan. Beberapa langkah yang telah diimplementasikan meliputi. Pemantauan Harga via Siskaperbapo, Sistem ini memungkinkan pemantauan real-time harga pangan dan tarif angkutan, sehingga intervensi bisa dilakukan lebih cepat jika terjadi gejolak harga. Pasar Murah Ramadan, diselenggarakan di 1.200 titik di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, program ini membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau. EPIK Mobile (Lumbung Pangan Keliling), inisiatif ini ditujukan untuk daerah rawan inflasi, memastikan pasokan pangan tetap stabil hingga ke pelosok. Edukasi Publik, Melalui kampanye “Harga Stabil, Stok Aman: Lebaran Nyaman di Jatim”, masyarakat diajak untuk tidak melakukan panic buying dan memahami mekanisme pasar.

Data TPID menunjukkan bahwa inflasi Jawa Timur harus dijaga di kisaran 2,5±1% (year-on-year). Pencapaian target ini membutuhkan sinergi antara pemerintah, Bank Indonesia, pelaku usaha, dan masyarakat—termasuk generasi muda seperti GEPP.

“Kami optimis, dengan gotong royong, stabilitas pangan jelang Lebaran bisa tercapai,” ujar Faiz. Ia juga menambahkan bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam mengawal kebijakan pangan, baik melalui pengawasan distribusi maupun kampanye digital untuk mencegah penyebaran hoaks yang dapat memicu ketidakstabilan harga.

Komitmen GEPP tidak berhenti sampai Ramadan. Mereka berencana melanjutkan gerakan ini dengan program pasca-Lebaran, seperti pendampingan UMKM pangan, riset ketahanan pangan lokal, dan kolaborasi dengan kampus-kampus lain di Jawa Timur.

“Ini baru awal. Kami ingin membangun ekosistem pangan yang lebih tangguh, di mana generasi muda aktif berkontribusi,” pungkas Faiz.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, GEPP Surabaya membuktikan bahwa generasi muda tidak hanya bisa menjadi pengamat, tetapi juga pelaku aktif dalam menjaga stabilitas ekonomi—khususnya di momen krusial seperti Idul Fitri.