Presiden dan Panggung Internasional: Ketika Kata Menjadi Peluru

Ditulis Oleh: Tiffa Thrisea Bias Sawala
Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang

Konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel kembali memanas dalam beberapa waktu terakhir. Serangan terbaru yang dilakukan memicu kecaman luas dari masyarakat internasional, termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia turut aktif menyuarakan perdamaian dan hak-ak palestina di forum internasional, dan orang-orang di seluruh dunia juga turut menunjukkan solidaritas yang kuat terhadap palestina. Pemerintah Indonesia secara konsisten mendesak Israel untuk menghentikan tindakan yang menghambat proses perdamaian. Pemerintah Indonesia juga turut mendukung resolusi yang adil bagi rakyat palestina. Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar nomor dua setelah Pakistan, Indonesia merasa memiliki kewajiban moral untuk mendukung keadilan di Palestina . Dukungan ini diberikan oleh masyarakat indonesia dalam berbagai macam bentuk, diantaranya kampanye untuk menghentikan kekerasan, melakukan boikot terhadap produk-produk yang memiliki afiliasi dengan Israel, menyebarluaskan informasi melalui media sosial terkait kebenaran yang terjadi hingga memberikan bantuan secara langsung berupa kebutuhan pokok bagi warga palestina yang terdampak perang. Dalam konteks Pemerintahan, Pemerintah Indonesia berusaha memperkuat posisi palestina di mata dunia melalui diplomasi dan kerjasama dengan negara lain.

Indonesia memiliki prinsip “Politik Luar Negeri Bebas Aktif” yang menjadi landasan dalam konflik yang sedang terjadi, prinsip ini menegaskan bahwa Indonesia tidak terikat pada blok politik tertentu dan berpartisipasi dalam proses perdamaian global. Indonesia aktif dalam diplomasi di berbagai forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerjasama Islam (OIC), dan ASEAN. Melalui platform ini Indonesia berupaya mendukung hak-hal rakyat palestina. Dilansir langsung dari website resmi Presiden RI pada 20 Oktober 2024, Prabowo Subianto sebagai presiden Republik Indonesia dalam pidatonya memberikan pernyataan bahwa beliau menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan. Presiden Prabowo juga menyampaikan bahwa Indonesia siap mengirimkan bantuan tambahan serta mengevakuasi para korban perang. Dalam pidato tersebut presiden Prabowo sangat amat mempertegas posisi Indonesia di dunia internasional sebagai negara yang berkomitmen pada perdamaian dan kemanusiaan.

Pidato yang disampaikan oleh Prabowo pada beberapa tempo hari yang lalu menimbulkan protes dari dalam negeri. Pada tanggal 9 April 2025 di Pangkalan Udara Halim, Jakarta Timur memberikan pernyataan bahwa Indonesia siap mengevakuasi 1.000 warga Palestina korban perang Israel-Hamas. Prabowo menjelaskan bahwa proses evakuasi akan dilakukan pada warga Palestina khususnya Gaza yang mengalami luka berat. Penyataan tersebut menuai banyak kontroversi dari berbagai pihak. Presiden Prabowo Subianto dianggap melakukan blunder pada pernyataan tersebut. Karena hal ini dikhawatirkan akan memicu protes dari dalam negeri hingga luar negeri. Seperti yang telah diketahui, perang terjadi bertujuan untuk mengambil hak tanah yang dimiliki oleh Palestina. Jika warga Palestina di evakuasi, maka dengan demikian Israel akan merasa menang karena berhasil menguasai tanah tersebut secara sepenuhnya. Yang dibutuhkan warga palestina adalah dukungan agar Palestina merdeka,dengan cara mempertahankan tanah wilayahnya bukan sebaliknya. Ini bukan kali pertama bagi Prabowo melakukan tindakan blunder selama menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Sudah seharusnya Prabowo Subianto lebih berhati-hati dan memikirkan segala bentuk ucapan dan tindakan yang dilakukannya. Karena saat ini beliau merupakan icon Republik Indonesia, dalam artian segala bentuk tindakan dan ucapannya akan disorot dari segala penjuru dunia. Sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan, Indonesia semestinya menunjukkan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina melalui langkah-langkah yang tepat dan selaras dengan tujuan utama rakyat Palestina, yakni memperoleh kembali hak atas tanah dan kedaulatan mereka.

Dukungan yang diberikan tidak seharusnya dilakukan dengan pendekatan yang justru berpotensi melemahkan posisi Palestina atau memberi celah bagi pihak penjajah untuk mengklaim kemenangan. Oleh karena itu, jika Indonesia benar-benar ingin berdiri bersama Palestina, maka dukungan tersebut harus diberikan melalui cara-cara yang strategis, efektif, dan sejalan dengan aspirasi rakyat Palestina: mengusir penjajahan dan merebut kembali tanah air mereka.

Baca juga artikel terkait atau tulisan lainnya dari