InfoSidoarjo – Suasana kebersamaan dan semangat gotong royong mewarnai hamparan sawah di Desa Kajeksan, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, saat para petani bersama Babinsa, penyuluh pertanian, dan pihak Bulog melaksanakan panen padi, Rabu (16/4/2025) sore.
Sekitar pukul 15.00 WIB, panen dilaksanakan di lahan seluas 2 hektare milik warga setempat. Total hasil panen mencapai 5,991 ton gabah kering panen (GKP), yang langsung diserap oleh Bulog dengan harga Rp 6.500 per kilogram. Harga ini memberikan kepastian pasar bagi petani dan sekaligus memperkuat ketersediaan cadangan pangan nasional.
Panen ini juga menjadi simbol sinergi antara masyarakat, TNI, dan pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan dari tingkat desa. Para petani memanfaatkan alat mesin panen modern combine harvester untuk mempercepat proses panen dan menjaga mutu hasil produksi. Teknologi ini dinilai efektif dalam menekan biaya tenaga kerja dan meningkatkan efisiensi kerja di lapangan.
Babinsa Desa Kajeksan, Peltu Kusnan, menegaskan bahwa kehadiran TNI dalam sektor pertanian bukan hanya saat panen, tetapi juga sejak masa tanam dan proses pendampingan.
“Kami hadir bukan hanya saat panen, tapi juga saat petani butuh dukungan. Ini bentuk nyata sinergi kami dengan rakyat demi kemandirian pangan dan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Sementara itu, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Tulangan, Nanik, turut mengapresiasi keterbukaan para petani terhadap inovasi teknologi pertanian.
“Penggunaan mesin combi tidak hanya menghemat waktu, tapi juga menjaga kualitas gabah tetap baik. Ini penting agar hasil panen bernilai jual tinggi,” katanya.
Kegiatan panen ditutup dengan suasana kebersamaan yang hangat. Petani, Babinsa, dan jajaran pemerintah duduk bersama, menikmati buah dari kerja keras mereka. Momentum ini menegaskan bahwa kedaulatan pangan nasional dibangun dari kolaborasi solid di tingkat akar rumput.((RED))