TANGGULANGIN, InfoSidoarjo.com — Masalah banjir di sejumlah desa di Kecamatan Tanggulangin menjadi persolan tahunan Pemkab Sidoarjo yang belum diselesaikan.
Banjir di Desa Kedungbanteng dan Banjarasri tidak hanya masuk ke rumah warga, tapi lembaga pendidikan SDN dan SMPN 2 Tanggulangin juga terdampak.
Kondisi tersebut memaksa anggota Komisi D DPRD Sidoarjo, Sutaji, turun langsung meninjau sejumlah lokasi terdampak banjir.
“Airnya ada yang sampai setinggi 50 centimeter,” ucap Sutaji saat sidak kemarin, Jumat (25/1/2025).
Sutaji yang merupakan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu melihat langsung kondisi SDN Banjarasri. Di sana, Sutaji melihat kondisi dari halaman sekolah hingga kelas, terendam banjir.
“Sejak terjadi banjir, pembelajaran dilakukan dari rumah atau daring, karena ruang kelasnya tidak bisa digunakan,” ungkapnya.
Dari penuturan warga setempat, banjir di tahun 2025 ini lebih parah dari tahun sebelumnya. Kondisinya hampir sampai seperti tahun 2020 lalu.
Akibat banjir yang tak kunjung surut tersebut memaksa warga mengungsi di sebuah tempat TPQ. Ada sekira 40 orang sementara memilih tinggal di tempat ngaji tersebut.
“Saat ini yang dibutuhkan warga adalah obat-obatan, karena mereka sudah mulai merasa gatal-gatal,” ungkapnya.
Dia berharap, Pemkab Sidoarjo dapat segera membantu untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak banjir. “Kami harap ada respon cepat untuk membantu warga terdampak banjir ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo, Tirto Adi menyampaikan, bahwa telah menyiapkan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk peninggian halaman dan ruang kelas sekolah terdampak banjir.
“Kami sudah menyiapkan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk peninggian ruang kelas dan halaman sekolah yang terdampak banjir,” ungkap Tirto.
Pemkab Sidoarjo juga mengerahkan satu unit pompa air untuk mengurangi genangan dan membuangnya ke sungai terdekat. Meski demikian, upaya ini masih belum membuahkan hasil yang signifikan.
Oleh karena itu, pemerintah daerah bersama pihak sekolah tengah berkoordinasi untuk mencari solusi jangka panjang, termasuk perencanaan infrastruktur yang lebih baik guna mengurangi risiko banjir Sidoarjo pada masa mendatang. (*Red)