KOTA, SIDOARJOREWS.id – Kabupaten Sidoarjo, yang terletak di Jawa Timur, menyimpan kisah panjang tentang keberadaan etnis Tionghoa yang telah lama mewarnai perkembangan daerah ini. Setidaknya, ada empat titik utama yang hingga kini menjadi saksi bisu perjalanan sejarah komunitas Tionghoa di Sidoarjo. Keempat kampung pecinan ini, meskipun sebagian besar telah mengalami perubahan, masih menyisakan jejak sejarah yang menarik untuk ditelusuri.
1. Sidoarjo Kota: Pusat Keberadaan Etnis Tionghoa
Di kawasan Sidoarjo kota, yang dikenal dengan banyaknya pemukiman etnis Tionghoa, jejak sejarah masih bisa ditemui di beberapa lokasi seperti Jalan Gajah Mada dan Jalan Hang Tuah. Di kawasan ini terdapat berbagai bangunan lawas yang menggambarkan ciri khas arsitektur Tionghoa, termasuk salah satu klenteng tertua di Sidoarjo, Klenteng Tjong Hok Kiong. Selain itu, kawasan ini juga dikenal dengan keberadaan penjual kue keranjang khas Tionghoa, Tok Swie Giok, yang telah beroperasi selama bertahun-tahun dengan resep turun-temurun dari leluhur.
2. Krian: Kampung Pecinan yang Tumbuh Seiring Perdagangan
Kecamatan Krian, yang terletak di jalur penghubung Surabaya dan Gresik, juga menyimpan sejarah panjang komunitas Tionghoa. Di sini terdapat Klenteng Teng Swie Bio yang terletak di Jalan Magersari. Dulu, Krian menjadi tempat pemukiman banyak peranakan Tionghoa yang tertarik dengan peluang perdagangan yang menguntungkan. Hingga kini, kawasan ini masih dipenuhi dengan toko-toko yang dikelola oleh pedagang Tionghoa.
3. Kampung Pecinan di Kecamatan Taman: Wonocolo, Bebekan, dan Ngelom
Tidak kalah menarik, Kecamatan Taman yang sebelumnya dikenal dengan nama Sepanjang, juga menyimpan tiga kampung pecinan besar, yaitu Kelurahan Wonocolo, Bebekan, dan Ngelom. Dulu, kawasan Sepanjang adalah pusat perdagangan besar, dan banyak toko bergaya pecinan lawas yang masih ada hingga sekarang. Bahkan, di kawasan ini pernah berdiri sekolah Tionghoa, Zhonghua Xuixie, yang kini hanya tinggal kenangan.
4. Porong: Jejak Pecinan yang Masih Tersisa di Pasar Lama
Meski lebih sedikit informasi yang tersedia mengenai kampung pecinan di Porong, namun jejak sejarah komunitas Tionghoa di sini tetap dapat ditemukan. Di sekitar kawasan Pasar Porong lama, masih dapat dijumpai bangunan dengan arsitektur Tionghoa lawas. Selain itu, makam Tionghoa atau Bong Cina yang ditemukan di kawasan tersebut turut menguatkan fakta bahwa Porong pernah menjadi bagian dari wilayah pecinan.
Keempat lokasi ini, yang tercatat dalam buku “Boekoe Almanak Prijaji” tahun 1897, menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah etnis Tionghoa di Sidoarjo. Meski zaman terus berkembang, warisan budaya ini tetap hidup di tengah masyarakat, menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas Sidoarjo. (*Red)