KOTA, InfoSidoarjo.com – Pemkab Sidoarjo (pemkab) berhasil menciptakan lapangan kerja baru sebanyak 137.776 orang selama 4 tahun terakhir, dari tahun 2021 sampai 2024. Pemkab Sidoarjo telah menarget, pada 2021 hingga 2024 tercipta 100.000 lapangan kerja baru.
Keberhasilan ini membuat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Sidoarjo juga ikut turun. Pada 2021, persentase TPT masih sekitar 10,87 persen.
Pada tahun 2022, angka TPT turun menjadi 8,80 persen. Persentase itu terus turun menjadi 8,05 persen pada tahun 2023. Pada tahun 2024, tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Sidoarjo adalah 6,49 persen.
Dari data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sidoarjo, disebut bahwa dari total 137.776 tenaga kerja tersebut adalah lulusan SMA. Mereka banyak bekerja di sektor industri, kemudian di sektor jasa, dan pertanian.
Kepala Disnaker Sidoarjo, Ainun Amalia menyatakan, keberhasilan menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) itu merupakan buah kolaborasi yang bagus antar OPD dan pihak swasta.
Selain mengandalkan sektor industri, Disnaker terus berupaya menumbuhkan lapangan kerja di sektor ekonomi kreatif. Hal yang sudah dilakukan dengan merubah mindset para pencari kerja.
Mindset yang sedang digalakan Disnaker, lanjut Ainun Amalia, adalah bekerja itu tidak lagi identik dengan meja kerja, laptop, atau aktivitas di dalam gedung saja.
Bekerja adalah bagaimana mereka menjadi wirausaha (entrepreneur) dan mengembangkan usaha sesuai potensi masing-masing dirinya. Bahkan, potensi itu dikembangkan untuk membuka lapangan kerja bagi orang lain.
”Generasi Z (Gen-Z) khususnya tidak perlu risau dengan anggapan orang lain. Bahwa kalau tidak ngantor itu tidak bekerja,” ungkap Ainun Amalia, Rabu (16/4/2025).
Disnaker Sidoarjo juga terus berusaha membuktikan anggapan yang salah bahwa orang Sidoarjo mencari pekerjaan sulit. Disnaker tetap konsisten membuka peluang rekrutmen tenaga kerja sesuai dengan potensi sendiri.
”Alhamdulillah, tingkat pengangguran terbuka selalu turun setiap tahun. Kolaborasi dengan OPD dan stakeholders lain berjalan baik untuk menekan angka pengangguran,” jelasnya.
Contohnya, lanjut Ainun, kolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM Sidoarjo. Para penerima bantuan kredit usaha perempuan mandiri (Kurma) dilatih untuk mengembangkan usaha mereka di Skill Development Center (SDC). Pelaku UMKM dilatih secara profesional bekerja sama dengan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP).
Selain kolaborasi dengan OPD, Disnaker Sidoarjo konsisten membuka job fair secara online maupun offline. Job fair itu dilakukan secara konsisten. Sesuai dengan petunjuk teknis dari Kementerian Ketenagakerjaan RI.
”Job fair ini mendekatkan kesempatan kerja dengan pencari kerja,” ungkapnya.
Terobosan penyelenggaraan job fair dilakukan bekerja sama dengan sekolah-sekolah menengah kejuruan (SMK). Baik sekolah negeri maupun swasta. SMK-SMK di Sidoarjo juga membuka peluang kerja dalam skup kecil. Job fair-job fair di tingkat SMK.
Hasil evaluasi Disnaker Sidoarjo menyebutkan, peran sejumlah SMK itu ternyata cukup signifikan. Perusahaan yang ikut rekrutmen merupakan mitra SMK itu sendiri.
Hasilnya lebih efektif. Perusahaan yang membuka lapangan kerja sudah memahami calon pekerja yang direkrut.
”Perusahaan lebih paham psikologis lulusan SMK itu. Saat verifikasi dan wawancara, sudah ada ikatan emosional,” pungkasnya. (Ipung)