WARU, InfoSidoarjo.com — Puluhan pedagang yang tergabung dalam naungan PKL Pepelegi, Waru, Senin (14/4) pagi melakukan aksi demonstrasi menolak penggusuran oleh petugas gabungan.
Dengan membakar ban dan membentangkan spanduk berisi penolakan penggusuran, puluhan warga yang mayoritas adalah emak-emak beberapa kali berorasi menggunakan pengeras suara sesaat sebelum penggusuran berlangsung.
Meski sempat memanas, ketegangan tersebut dapat mencair ketika puluhan pedagang ditemui oleh Wakil Bupati Sidoarjo, Mimik Idayana, yang hadir ditengah kerumunan massa.
Dari proses mediasi tersebut, pedagang mengaku ingin menyampaikan aspirasi dan menanyakan akan adanya penggusuran tersebut. Mimik, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa penertiban kali ini bertujuan untuk normalisasi sungai.
Dirinya memaparkan, proses penataan sekaligus normalisasi yang dilakukan pemerintah tetap akan dilanjutkan. Namun, dihadapan para pedagang dirinya berjanji, bahwa ke depan tetap akan ada proses relokasi pedagang. Tak hanya itu, pedagang juga dirangkul untuk masuk dalam program UMKM naik kelas seperti halnya visi bupati-wakil bupati Sidoarjo saat ini.
“Jadi, tetap akan ada proses relokasi pedagang. Nantinya tetap kami komunikasikan lagi bersama dengan bapak bupati. Untuk saat ini, proses pembongkaran lapak akan dilakukan secara mandiri oleh pedagang,” ujar Mimik.
Dari obrolan saat proses mediasi bersama pedagang, Mimik mengatakan, bahwa Pemkab Sidoarjo siap membuka jalan dengan perusahaan swalayan yang tak jauh dari lokasi. Menurutnya, di sana masih ada ruang untuk pedagang dan dipandang cocok untuk relokasi.
Diketahui, para PKL Pepelegi telah berjualan di sempadan jalan raya Pepelegi sejak 27 tahun yang lalu. Kini mereka berharap, jika tetap ada penggusuran, maka mereka bisa direlokasi ke tempat yang layak. (*Red)